Text

Mitra Bacaan Alternatif bagi Anda untuk Menambah Wawasan tentang Ahlus Sunnah Wal-Jama'ah.
Penerbit Khalista adalah satu-satunya penerbit yang konsen dengan tema Ke-ASWAJA-an.
Contact Person: 085850677244 ( WA ).
Melayani Grosir dan Eceran.

Kamis, 09 Oktober 2014

Rekaman Biografi 23 Tokoh Pendiri NU


Judul Buku : The Founding Fathers of Nahdlatoel Oelama (Rekaman Biografi 23 Tokoh Pendiri NU)
Penerbit : Bina Aswaja
Cover : Soft Cover
Jenis Kertas : HVS 70 gram
Penulis : Amirul Ulim, dkk.
Kata Sambutan : KH. Maimoen Zubair (Mustasyar PBNU)
Kata Pengantar : Prof. Dr. Abdul Karim (Guru Besar Sejarah Islam UIN Sunan Kalijaga)
Tebal : xxviii + 278 Halaman
Ukuran : 13 x 20 cm
Harga : Rp. 50.000,- (STOK KOSONG)
Pemesanan : 0858 5067 7244 (WA)

Pengangkatan Kiai Hasyim Asy’ari sebagai Rais Akbar Nahdlatul Ulama dan Kiai Faqih Maskumambang sebagai Wakilnya serta disusunnya Pengurus HBNO pada 31 Januari 1926 M ini, maka tanggal 31 Januari 1926 ditetapkan sebagai tonggak berdirinya Nahdlatul Ulama. (KH. Maimoen Zubair/Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama).

Agar suara kelompok Islam Tradisionalis tetap sampai ke Raja Abdul Aziz, Kiai Wahab Hasbullah mendirikan Komite Hijaz (1925) atas restu Kiai Hasyim Asy’ ari. Keanggotaan Komite Hijaz ini terlepas dari campur tangan kelompok Islam Modernis. Dari Komite Hijaz ini kemudian berdirilah organisasi Nahdlatul Ulama pada 16 Rajab 1344 H/31 Januari 1926 M. Dengan berdirinya organiasi Nahdlatul Ulama ini, maka kelompok Islam Tradisionalis yang tergabung dari para kiai pesantren dan santri-santrinya menjadi lebih leluasa untuk menyuarakan ajaran Ahlusunnah wal Jamaah tanpa harus diharu biru oleh kelompok Islam Modernis. (Prof. Dr. Abdul Karim/Guru Besar Islam UIN Sunan Kalijaga)

Dengan lahirnya Nahdlatul Ulama, maka akan menjadi sebuah media tersendiri bagi kalangan Islam Tradisionalis untuk menyebarkan ajaran Ahlussunnah wal Jamaah dengan mengikuti salah satu madzhab empat (Hanafi, Maliki, Syafii dan Hambali). Selain sebagai jam’iyah sosial keagamaan, Nahdlatul Ulama mempunyai visi misi ingin melepaskan Indonesia dari belenggu penjajah. Kiai Wahab Hasbullah pernah berkata kepada Kiai Abdul Halim saat merumuskan Komite Hijaz: “Tentu syarat tujuan nomor satu untuk menuntut kemerdekaan. Ummat Islam menuju ke jalan itu. Ummat Islam tidak leluasa sebelum negara kita merdeka”.

2 komentar: